Buku Learning 5.1 karya Alex Denni dan Triaji Prio Pratomo, menjabarkan tentang pentingnya manusia untuk terus belajar dengan pola pikir kekinian dan berbagai strategi lainnya. Sehingga tidak tergilas zaman yang semakin cepat berubah. Berbicara tentang perjalanan tahapan learning di dunia, saat ini warga dunia tengah berada dalam fase Learning 4.0 dan menuju Learning 5.0. Industri 5.0 memang belum sepenuhnya hadir. Karakteristiknya memang telah banyak digambarkan sebagai industri yang didominasi pemanfaatan artificial intelligence (AI), yang mampu menggantikan peran manusia untuk berhubungan dengan manusia lain (humanoid). (Halaman 47) Hanya saja jika perubahan yang semakin cepat ini tidak kita sikapi dengan cepat, akan berimbas kepada ketidakmampuan kita mengatasi masalah. Hal ini disebabkan keterlambatan dalam belajar. Learning ini berhubungan dengan perubahan dalam industri, di mana industri 0.0 menuju industri 1.0 membutuhkan waktu 100 tahun lebih. Selanjutnya dari 1.0 menuju 2.0...
Terkini
Lagu berjudul Siti Nurbaya adalah salah satu lagu yang dipopulerkan Broery Marantika
Simak lirik lagu Siti Nurbaya - Broery Marantika
Entah mengapa hatiku tak menentu
Sejak kita bertemu
Entah mengapa daun yang biasanya hijau
Kini kulihat biru
Apakah ini kisah yang pernah kubaca
Tentang Siti Nurbaya?
Ingin menggapai, tangan tak sampai
Apalah daya
Entah mengapa jari manisku
Melambai-lambai
Ingin melukis raut wajahmu
Serta rambutmu
Entah mengapa hati kecilku
Menari-nari
Enggan dikata, t'rasa di hati
Termimpi-mimpi (mimpi)
Entah mengapa kadang-kadang khayalku
Terbang ke langit biru (biru)
Ingin kucari bayang-bayang dirimu
Tempat aku mengadu (aduhai, Siti)
Apakah benar rindu yang s'lalu kusimpan (ha-ah-uh)
Juga kaurasakan?
Sepuluh jari aku meminta
Padamu, Sayang
Entah mengapa jari manisku
Melambai-lambai
Ingin melukis raut wajahmu
Serta rambutmu
Entah mengapa hati kecilku
Menari-nari
Enggan dikata, t'rasa di hati
Termimpi-mimpi (mimpi)
Ho, enggan dikata, sesak di dada
Siti Nurbaya (Siti Nurbaya)
Itulah lirik lagu Siti Nurbaya yang dinyanyikan Broery Marantika. (Yatni Setianingsih/Golali.id)