Terkini

Lirik Lagu Jelampah – Moxide

 Lagu berjudul Jelampah adalah lagu yang dinyanyikan grup band asal Bandung, Moxide. Simak lirik lagu Jelampah dari Moxide Aku terbiasa disapa cerita tanpa makna Jadi terbiasa dirayu cahaya dan tipu daya Aku terbiasa hening dan liar bercumbu hampa Jadi terbiasa berakhir penuh drama Sepi menjelma tertulis raut muka Lepaskan duka bawa ke arah bahagia Menatap bayang menerima pesona Tersenyumlah bujuk luka tawarkan irama Resah menjajah gairah nalar mati Lepaskan diri terkunci siksa ambisi Redam logika berhenti dalam sunyi Tinggalkan alibi di dalam caci maki Merobek diri membatasi mimpi Kau hancurkan diri hingga tak punya arti Sayatan kompromi melumuri benci Selamatkan diri dan hibur dengan ironi Merobek diri membatasi mimpi Kau hancurkan diri hingga tak punya arti Sayatan kompromi melumuri benci Musnah asa dan cumbu sehelai ambisi Baca juga : Lirik Lagu Aku Ingin dari /rif Aku terbiasa disapa cerita tanpa makna Jadi terbiasa dirayu cahaya dan tipu daya Aku terbiasa hening dan liar...

Yenny Yuanita, Menggapai Kancah Internasional Melalui Seni

 

(dok : istimewa)

Langkah kecil yang dimulai sejak dini. Menjadi pintu gerbang bagi Yenny Yuanita menjadi seorang seniwati yang andal, khususnya dalam bidang seni tari.

Berbagai pergelaran hasil karyanya maupun kolaborasi dengan seniman dan seniwati lain, telah membawa Yenny Yuanita dalam  berbagai pementasan nasional maupun internasional.

"Awalnya saya masuk dunia seni karena sejak kecil memang suka menari. Mulai dari menari di panggung 17 Agustusan (Hari Kemerdekaan Republik Indonesia). Lalu beranjak SMP pun saya dapat mata pelajaran seni tari, lanjut sampai SMA Juga saya dapat pelajaran seni tari. Dari situ saya bertekad untuk kuliah di ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia) Bandung. Saat itu masih bernama Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. Setelah masuk kampus ISBI Bandung saya sangat aktif berkegiatan atau berproses dalam karya seni. Baik seni tari, teater, musik, ataupun seni rupa," cerita perempuan kelahiran Bandung 1 Januari 1988, memulai obrolan kepada Golali.

Tekadnya menjadi seorang seniwati pada awalnya sama sekali tidak mendapatkan dukungan dari keluarga besarnya. Meski begitu dirinya tidak menyerah dan membuktikan bahwa pilihannya dapat membanggakan keluarganya.

“Pada awalnya keluarga tidak ada yang mendukung karena saya sering pulang larut malam bahkan subuh karena latihan di kampus. Dan awalnya keluarga saya enggak percaya, masa iya ada kampus masih buka sampe malam bahkan  subuh. Setelah itu saya buktikan, Kakak saya yang kedua mengikuti kegiatan saya dari bangun pagi hingga subuh selesai saya latihan. Baru lah keluarga saya percaya dan mendukung kegiatan saya dalam berkesenian,” ungkap Yeye sapaan akrab dari Yenny Yuanita.

Memasuki semester 2 pada program Strata 1, Yeye medapatkan kepercayaan dari dosen karawitan Dody  Satya untuk pentas dalam garapan teater bunyi berjudul “Aksara”, kemampuannya dalam berkesenian mulai dikenal banyak seniman lain.

Memulai

Hasilnya Yeye sering diajak dalam berbagai garapan pementasan karya seniman lain. Hal ini mendorong Yeye untuk menghasilkan karya sendiri sehingga membuat namanya dikenal sebagai pengkarya.

Tempaan dengan berbagai ilmu, seringnya pentas, dan kesungguhan menekuni dunia seni, Yeye mulai berkarya di kancah nasional.

“Lalu saya mulai memberanikan berkarya ke tahap nasional. Pertama kali saya memasuki panggung nasional saya disejajarkan dengan koreografer-koreografer ternama dan internasional. Seperti Mas Miroto, Mas Eko Pece, dan Uda Alfiyanto dalam acara Bandung Dance Festival, selain itu mengikuti Festival Kesenian Indonesia” kenang lulusan Strata 1 Seni dan Pascasarajana Penciptaan Seni ISBI Bandung ini.

Tak puas hanya pementasan nasional, Yeye terus mengembangkan potensinya dibidang seni ke kancah internasional. Berbagai event internasional pernah Yeye ikuti, di antaranya art summit, international dance festival, world dance day, dan lain-lain.

"Pengalaman yang paling berkesan adalah ketika pertama kali karya saya disejajarkan dengan koreografer internasional. Dan sangat diapresiasi oleh para seniman senior. Dan keluarga saya menyaksikan itu semua. Saya sangat bangga dengan diri saya sendiri ketika itu," urai Yeye.

Sosok ibu dan alam 

Dalam menghasilkan karya seni seorang kreator selalu memiliki pesan yang ingin disampaikan, bisa berawal dari kehidupan, kegelisahan, lingkungan sekitar, maupun kekaguman sang pengkarya akan suatu hal. Begitupun dengan Yenny Yuanita, seorang seniwati dari Kota Bandung yang banyak menghasilkan karya bertitik tolak dari kekagumannya pada sosok ibu dan kondisi alam.

“Karya-karya saya lebih terkait dengan isu-isu yang sedang booming pada saat itu, tetapi kebih ke kondisi alam dan sosial. Pesan-pesanya hanya supaya kita mencintai alam saja maka kita akan dicintai alam. Kalo sosial paling saya lebih mengusung ke tema spesifik seorang ibu. Karena saya pencinta alam dan pecinta ibu. Saya selalu salut dengan seorang ibu," terang Yeye.

Dalam berkesenian Yeye tidak hanya membatasi dalam satu jenis tari, ia menggeluti semua jenis tarian mulai dari tradisional, modern, dan kontemporer.

“Meskipun saya orang spesialis kontemporer tetapi akarnya saya ambil dari tradisi. Saya menyukai semua jenis tarian. Tidak terkecuali. Mungkin juga karena jiwa saya sudah sangat mencintai seni tari,” imbuh Yeye.

Begitupun dalam dunia seni, meskipun mencintai seni tari tetapi Yeye sering pula terlibat dalam berbagai bidang seni mulai dari seni teater, musik, dan seni rupa.

“Jika ada teman-teman di luar seni tari membutuhkan saya utk membantu performnya maka akan saya bantu,” ucap Yeye.

Baca juga : Restina, Penyanyi dan Public Relation dari Jabar

Sosok yang menjadi inspirasi Yeye untuk terus berkarya dan berdedikasi di dunia seni, yaitu seniman Alfiyanto yang telah memperkenalkan Yeye dalam belantara seni sehingga banyak mencetak berbagai prestasi.

“Seniman yang menginspirasi yaitu guru saya sendiri, Uda Alfiyanto. Beliaulah yang memperkenalkan dan mencetak saya menjadi saya yang sepeti sekarang ini,” imbuh Yeye.

Suka duka

Hidup dalam dunia seni bagi Yeye lebih banyak memberikan suka dibandingkan duka. Pasalnya menjadi seniwati sudah menjadi hobinya.

“Sukanya 95 persen dan dukanya hanya 5 persen. Berhubung seni adalah hobi saya jadi saya merasa kebanyakan sukanya. Paling dukanya hanya kurang tidur saja,” kata Yeye ceria.

Yeye berharap kiprahnya dalam dunia seni bisa memberikan manfaat bagi orang lain dan bisa terus berkarya. Selain menjadi seniwati, Yeye pun menjadi akademisi di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Bandung.

“Tantangan menjadi dosen dan seniwati adalah harus bisa memanage waktu dalam mengajar, berkarya, dan keluarga,” pungkas Yeye.

Biodata

Nama Lengkap :Yenny Yuanita S.Sn, M.Sn

Panggilan :Yeye

Lahir :Bandung, 1 Januari 1988

Pendidikan :Sarjana Seni dan Magister Seni ISBI Bandung

(Yatni Setianingsih/Golali.id)


Berita ini pertama kali tayang di Golali.id pada 21 Mei 2020