Terkini

Resensi Buku Hidup Kadang Begitu

  Buku #HidupKadangBegitu yang ditulis Nadirsyah Hosen (Gus Nadir) dan Maman Suherman (Kang Maman) merupakan kumpulan esai, yang bertitik tolak dalam kisah keseharian dari dua tokoh yang berbeda profesi. Dalam buku ini Gus Nadir maupun Kang Maman, mengisahkan pengalaman hidup masing-masing yang dapat kita petik untuk pelajaran hidup. Gus Nadir menyoroti mahasiswa generasi media sosial (medsos) yang ditengarai tidak lagi rajin membaca literatur. Mahasiswa lebih banyak membaca status Facebook atau kultwit di Twitter. Banyak pakar yang khawatir, generasi medsos ini adalah generasi yang paling malas baca buku dan hadir di perkuliahan. “Pada satu sisi, sajian di medsos yang disampaikan para dosen dan peneliti, merupakan hasil ramuan dan ringkasan pengetahuan atau bacaan mereka. Namun tentu saja, itu tidak akan mendalam. Bagaikan irisan bawang yang disampaikan baru kulit luarnya saja. Sebaiknya sajian yang menarik di medsos mampu menginspirasi pembacanya untuk mencari info lebih lanjut. ...

Dari Modal Minus, Yani Mulyani Sukses Bangun Bisnis Fashion

(dok : istimewa)

Banyak orang yang sukses menjalankan bisnis berawal dari hobi, yang fokus untuk dikembangkan. Itu pula yang dilakukan Direktur Utama CV Yani Jaya, Yani Mulyani yang menyukai dunia fashion sejak lama.

Yani mengisahkan mulanya membuat busana hanya karena hobi, namun karena berbagai hal yang menuntunnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi saat berkuliah. Perempuan kelahiran Bandung ini, mengubah hobinya tersebut menjadi bisnis.

Meskipun telah menekuni hobi membuat berbagai busana, namun untuk terjun dalam dunia bisnis, Yani terbilang nekat. Ia hanya menggunakan modal sedikit bahkan bisa dikatan kurang, semua proses produksi pun ia kerjakan sendiri.

Pada awal bisnisnya, Yani membidik pasar yang tak jauh-jauh dari lingkungannya sehari-hari yakni teman-teman kuliahnya.

“Ini dari masa kuliah sudah mulai memproduksi fashion.Semuanya dilakukan sendiri dengan modal minus,” tutur Yani kepada Golali.id.

Bisnis Yani pun terus berkembang, hingga akhirnya pada 1999, selain memproduksi produk sendiri, Yani pun menyuplai produk sisa ekspor ke factory outlet (FO) di Kota Bandung.

Selain itu pada 2009, Yani menggeluti bisnis fashion kerudung lukis dengan merek Gendis, produk kerudung lukisnya ini dipasarkan pada beberapa butik ternama yang ada di Tanah Air.

Tak hanya sampai di sana, pada 2011 Yani dibantu 100 SDM, mengerjakan produk fashion salah satu brand muslim lokal. Sementara pada 2014 sampai 2016, Yani menyuplai berbagai produk fashion untuk kebutuhan Polwan dan Kowad TNI seperti kerudung pada toko offline maupun online.

Meskipun begitu, Yani tidak cepat berpuas diri, ia pun terus belajar tentang industri fashion termasuk dalam soal sumber daya manusia (SDM) yang menjadi bagian penting dalam perputaran roda perusahaanya.

“Membangun sebuah perusahaan tidak gampang, terutama dalam hal SDM (sumber daya manusia) yang bisa mengikuti cara kerja di CV Yani Jaya,” ungkap Yani.

Apalagi saat kebutuhan produksi tinggi, seringkali SDM yang telah didik dari nol hingga lumayan paham malah memilih mengundurkan diri. Untuk mengatasi hal tersebut, Yani terlibat langsung dalam rekrutmen karyawan baru dan adanya sistem kerja seperti penerapan kontrak kerja.

“SDM yang dipilih memang punya niat untuk belajar dan mau berkomitmen dalam bersama-sama memajukan perusahaan.” urainya.

Yani terus melebarkan sayap bisnisnya, sejak 2016 sampai sekarang ia berkolaborasi dengan beberapa brand dalam mengembangkan semua produk yang mendukung fashion seperti kosmetik, aksesoris, tas , dan produk lainnya.Untuk memenuhi kebutuhan produksinya, selain melibatkan SDM dari perusahannya, Yani pun bekerja sama dengan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam bidang fashion.

Dalam hal ini, para pelaku UMKM ini mengerjakan berbagai aksesoris yang telah ditetapkan seperti apa, kemudian CV Yani Jaya melakukan quality control dan melakukan pengolahan sesuai dengan produk brand yang kebanyakan memasarkannya untuk segmen menenengah atas.

“Kami memilih UMKM untuk berbagi rezeki. Selain itu tujuannya untuk bersama-sama memajukan perekonomian bangsa kita. Dari level yang bawah sampai ke atas bersinergi sebagai siklus rantai perekonomian bangsa,” pungkas Yani.(Yatni Setianingsih/Golali.id)

Berita ini pertama kali tayang di Golali.id pada 22 Februari 2021